Alhamdulillah kita bersyukur kepada Alloh subhanahu wa ta'ala yang yang masih memberikan penjagaannya kepada Pondok Pesantren tercinta kita ini. Hampir semua media pemberitaan, baik media cetak maupun elektronik diramaikan dengan berita bahwa "Banyumas dilanda krisis air". Ada diantara saudara-saudara kita yang harus menempuh berkilo-kilo meter untuk mengambil air di sumbernya. Ada sebagian lagi yang mengantri membeli air yang di datangkan dengan tanki air dari pemerintah, ada pula yang menggali sumur-sumur kecil di sungai guna mendapatkan air meskipun kurang memenuhi syarat kebersihan dan kesterilannya kurang terjamin. Namun apa daya, rupanya semua ini datang sebagai ujian dari Alloh subhanahu wa ta'ala kepada ummat manusia. Alhamdulillah di Miftahussalam air memancar dari dalam bumi dengan derasnya...bak-bak air penampungan terisi penuh, kran-kran air wudhu di belakang masjid dengan derasnya memancarkan air. Namun demikian semua ini tidak lepas dari usaha para asatidz yang gigih memanajemen perairan di wilayah pesantren. Mungkin kita merasa bosan ketika dalam ceramah-ceramah beberapa asatidz berulang kali membahas masalah air. Bagaimana mengatur terbuka dan tertutupnya kran-kran air, sampai-sampai ustadz harus berkeliling tengah malam mengecek kran-kran di kamar mandi santri, memanjat tandon penampungan air di tengah malam. Ini semua tiada lain merupakan salah satu upaya pensejahteraan warga pondok pesantren. Seandainya tidak ada yang mengupayakan yang demikian ini, maka akan sangat memprihatinkan. Lho..? kok bisa sih..? Ya bisa laah......mau ngga mandi mau berangkat ke madrasah..? Bagaimana rasanya belajar dalam keadaan badan lengket dan bau kurang sedap...waah, sepertinya ustadz ataupun ustadzah yang mengajar pasti merasa tidak betah karena bau yang kurang sedap. Sehingga sudah semestinya, kita sebagai hamba Alloh ta'ala yang mengerti kesucian dan kebersihan untuk senantiasa menjaga dan mensyukuri nikmat agung ini. Banyak hal yang bisa kita upayakan tentunya....Jangan mentang-mentang sudah menggunakan kran automat, lantas kita tidak peduli atau E.G.P. Diantaranya, kita harus turut menjaga kran-kran tersebut dari upaya perusakan yang dilakukan oleh tangan-tangan jahil. kemudian jika ada kerusakan segera laporkan kepada ustadz. dengan upaya minimalis ini, insya Alloh akan menghasilkan kesejahteraan bagi kita semua. Alhamdulillah saat ini sudah tidak terdengar teriakan-teriakan di pagi hari,"NGGA ADA AIR..! NGGA ADA AIR..!".Lain halnya beberapa tahun silam, menurut beliau Bapak Pimpinan Pondok hafidzohulloh(semoga Alloh senantiasa menjaganya), hampir saja pondok kita ini bubar karena tidak ada air untuk kebutuhan sehari-hari. maka dari itu, mari kita jaga nikmat Alloh ini dan kita syukuri supaya Alloh senantiasa memberikan kebaikan dan penjagaan-Nya kepada kita semua.(UQ)
Home »
Admin
,
berita
,
Dewan Ustadz
,
Fasilitas
,
Kepesantrenan
» Miftahussalam masih dijaga oleh Alloh tabaaroka wa ta'ala
Miftahussalam masih dijaga oleh Alloh tabaaroka wa ta'ala
Written By h on 26 September 2011 | Monday, September 26, 2011
Label:
Admin,
berita,
Dewan Ustadz,
Fasilitas,
Kepesantrenan