Never Ending Struggle for MIFTAHUSSALAM

           Walhamdulillah, pagi yang cerah ini, Miftahussalam dengan koordinasi dari Ikatan Santri mengadakan acara bertajuk "Never Ending Struggle for Miftahussalam", yang diisi dengan pemberian motivasi belajar dari seorang pakar psikolog terkemuka sekaligus ustadz dari Pondok Pesantren Al-Kamal, Gombong Kebumen, yakni Al-Ustadz Azam Syukur Rahmatullah, S.H.I., M.S.I., M.A. Melalui penyampaian yang menarik, para peserta training tak mampu menahan gelak tawa ketika ustadz Azam memberikan penjelasan bahayanya malas bagi para penuntut ilmu. Diantara point yang beliau tekankan adalah pentingnya membaca buku supaya otak ini berkembang. 

          Disamping itu, keharusan untuk mewajibkan diri melaksanakan sholat dhuha setiap hari dan bukan kadang-kadang, jika kita mengerjakannya kadang-kadang, maka Allah pun akan memberikan rizki-Nya kepada kita kadang-kadang. Beliau juga menyebutkan beberapa nama tokoh sekitar hingga luar negeri yang bisa diambil pelajaran melalui kekurangsempurnaan mereka dalam fisik. yang demikian ini beliau tunjukkan supaya kita, sebagai manusia yang diberi kesempurnaan oleh Allah subhanahu wa ta'ala tidak bermalas-malasan. 

          Dalam kesempatan yang baik ini, beliau juga berpesan kepada ketua Ikatan Santri dan seluruh jajarannya supaya mau banyak membaca sehingga organisasi yang dipimpinnya bisa berjalan dengan baik. Jangan malas untuk menjadi pengurus...justru seharusnya menjadi pengurus itu bahagia. Bahagia menjadi pemain...bukan menjadi penonton. Sehingga diharapkan ke depannya kepengurusan Ikatan Santri bisa menjadi lebih baik. 

          Di akhir acara, beliau juga membagikan buku karya beliau yang berjudul "Psikologi Kemalasan", sebuah buku yang seharusnya menjadi panduan para pelajar dalam mengarungi samudra ilmu, panduan bagi para guru/ustadz dalam mendidik murid-muridnya. Dengan terselenggarakannya kegiatan ini, semoga menjadikan kita lebih semangat dan optimis di masa yang akan datang dan mari kita waspadai bahaya laten viru MALAS dari dalam diri-diri kita.[Akhfiya, 23jan12, Miftahussalam]