Bismillah.
Hanphone yang juga disebut telepon genggam dalam bahasa kita,
merupakan sebuah anugerah nikmat yang luar biasa dari Allah subhanahu wa ta’ala,
yang dengannya kemudahan bermu’amalah sesama manusia dari berbagai penjuru bumi
bisa terhubung dalam hitungan detik. Keadaan ini sangat jauh jika dibandingkan
dengan kondisi sekian puluh tahun yang lalu atau sekian abad silam dimana
surat masih menjadi wasilah utama untuk menyampaikan pesan maupun kabar kepada
orang lain. Bahkan tidak sedikit diantara mereka harus pergi langsung dengan
berjalan kaki untuk bisa menyampaikan suatu pesan kepada orang yang dituju.
Seiring dengan perkembangan zaman yang terus menerus mengalami kemajuan di berbagai lininya, ditandai dengan dijadikannya kemajuan tersebut sebagai media unjuk kekuatan antar Negara, hingga kemajuan dunia teknologi pun tidak lepas dari sergapannya sebagai senjata untuk saling unjuk kekuatan, subhanallah.... kita melihat beberapa tahun yang lalu sebelum merebaknya hanphone, kita melihat maraknya penggunaan
pager sebagai media transformasi pesan singkat… Tidak lama setelah itu, muncullah handphone meskipun masih berlayar monochrome… Semakin hari semakin berkembanglah teknologi handphone monochrome menjadi
handphone yang menawarkan layar berwarna… semakin hari semakin menantang para
ilmuwan hingga bermunculanlah smartphone yang menawarkan berbagai keunggulan
fitur, seperti kemudahan berselancar di dunia maya, seolah-olah dunia berada
dalam genggaman tangan.
Berbagai lapisan
masyarakat pun kini dapat menikmati berbagai jenis handphone maupun smartphone
dengan mudahnya, mulai dari harga ecek-ecek puluhan ribu rupiah hingga kelas puluhan juta rupiah, itulah bukti nyata ketatnya persaingan teknologi di hari ini, siapa hebat dia berkuasa, siapa lemah dia jatuh. Maka tak aneh jika
dulu…dulu… di masa kanak-kanak, kita hanya mengenal petak umpat, gobak sodor dan
berbagai permainan tradisional lainnya keadaannya bertolak belakang dengan
anak-anak di zaman ini. Anak-anak TK pun
tidak sedikit yang sibuk menggenggam handphone. Seringkali penulis mendapati
anak-anak dibawah 6 tahun duduk-duduk bersama teman-teman kecil lainnya dengan
menggenggam handphone sesekali terdengar lantunan music yang ngetrend saat ini.
Lebih tinggi lagi tingkatan umurnya, banyak yang mulai mengenal facebook…. Fesbuk…ya
begitu kita mengatakannya, sebuah media jejaring social, yang kita ikut
terjebak di dalam jaring tersebut, dan tulisan ini berlepas dari berbagai
opini positif negatifnya facebook karena penulis yakin lebih besar sisi
negatifnya dengan melihat realita yang ada. Dan semua kembali kepada
masing-masing pemilik akun facebook. Wallahu a’lam.
Kembali ke topik
pembahasan, tentang urgenitas handphone bagi kaum santri. Dalam sebuah studi
nyata berdasarkan fakta, kita bisa menarik beberapa kesimpulan penting dari
penyimpangan penggunaannya bagi kaum santri. Diantaranya :
Sebuah kedustaan menggunakan handphone ketika beralasan
untuk memudahkan komunikasi dengan orang tua. Karena pada kenyataannya, penggunaan Handphone tersebut untuk
menghubungi teman lawan jenis yang “Spesial” bagi si pengguna. Dengan penawaran fitur canggih,
menyibukkan santri dari belajar sebagai tugas utamanya berangkat ke pesantren,
entah itu dengan sibuk mendengarkan music, video, televise, facebook, twitter, sms,
bbm dan berbagai layanan yang disertakan di dalam hp. Penyimpangan ronahi dan
psikis bagi sebagian santri yang menggunakannya untuk menyaksikan video-video
binatang pezina. Na'udzubillahi min dzalik wa nas alullahal 'afwa wal 'aafiyah... Di lain kasus, kerap terjadi kehilangan Handphone sebagai imbas dari munculnya penyakit iri dan hasad. Inilah buah dari lemahnya iman seseorang yang tidak kuat ketika matanya merasa silau melihat sinar dunia yang begitu menyilaukan...
Inilah beberapa penyimpangan nyata yang penulis dapat sebutkan untuk mewakili berbagai jenis penyimpangan seputar penggunaan handphone bagi kaum santri. Tentu saja, dalam menguraikan hal ini, penulis memperhatikan maslahat dan mafsadat, kebaikan dan keburukan yang terkandung di dalam penggunaan handphone. Ini pulalah yang menjadi dasar landasan dalam memutuskan HARAMnya penggunaan handphone bagi santri Pondok Pesantren Pendidikan Islam Miftahussalam Banyumas. Sehingga sebagai upaya membendung arus pemikiran barat yang semakin hari semakin mengikis kehidupan religi kaum muslimin dari fithrahnya sebagai hamba-hamba yang dicipta untuk beribadah kepada Allah dengan mentauhidkan-Nya dan mengikuti petunjuk Rasul-Nya dan melaksanakan rangkaian-rangkaian ibadahnya, maka diputuskanlah tentang "Larangan bagi wali santri untuk memberikan HP kepada putra-putrinya selama menempuh pendidikan di Pesantren Miftahussalam."
Sebuah masalah
yang timbul, sungguh tidak bijak jika mereka yang mengetauhinya untuk tutup
mata ataupun tutup telinga disertai sembunyi tangan dengan cara tidak peduli serta tidak
mau menyampaikan solusi untuk menyelesaikan masalah yang ada. Sehingga sebagai
bentuk ibadah kepada Allah, upaya nasehat menasehati antar pendidik dan peserta didik
pun bisa ditempuh. Namun adakalanya ketegasan harus bersikap sebagai upaya
perbaikan ummat, maka tidak aneh jika ada sedikit upaya tegas yang diberlakukan
seperti penyitaan handphone, bahkan sampai tingkatan pemusnahan. Dan semua ini
diberlakukan sebagai upaya meminimalisir berbagai kerusakan yang ditimbulkan. Bisa kita
bayangkan jika anak-anak kita menjadi generasi pemalas, pecandu music, pezina
yang sibuk untuk mengoleksi gambar-gambar binatang pezina bahkan sampai gambar
yang bergerak. Sungguh ini sangat jauh dari harapan para orang tua dan para
pendidik tentunya.
Sebagai sebuah solusi dari adanya peraturan khusus tentang HP yang telah berlaku di pondok pesantren kami, Miftahussalam Banyumas, adalah dengan pengadaan sms centre dimana santri yang yang ingin menghubungi orang tua diberi blangko sms, disitu dia mencantumkan no hp yg dituju dan isi pesan yang ingin disampaikan. Pelayanan telpon satu arah (hanya untuk menerima) pun diupayakan sebagai salah satu opsi jalan keluar dari pelarangan handphone di lingkungan pesantren. Juga beberapa ustadz dan ustadzah yang meminjamkan handphone mereka kepada santri untuk menghubungi orang tua di saat membutuhkan. Inilah diantara contoh-contoh jalan keluar dari pelarangan handphone yang menjadi masalah bagi beberapa santri dan wali santri.
Sebagai sebuah solusi dari adanya peraturan khusus tentang HP yang telah berlaku di pondok pesantren kami, Miftahussalam Banyumas, adalah dengan pengadaan sms centre dimana santri yang yang ingin menghubungi orang tua diberi blangko sms, disitu dia mencantumkan no hp yg dituju dan isi pesan yang ingin disampaikan. Pelayanan telpon satu arah (hanya untuk menerima) pun diupayakan sebagai salah satu opsi jalan keluar dari pelarangan handphone di lingkungan pesantren. Juga beberapa ustadz dan ustadzah yang meminjamkan handphone mereka kepada santri untuk menghubungi orang tua di saat membutuhkan. Inilah diantara contoh-contoh jalan keluar dari pelarangan handphone yang menjadi masalah bagi beberapa santri dan wali santri.
الأستاذ آدم لودي
معهد السلفية العالي
لتعليم اللغة العربية والعلوم الإسلامية
Link Terkait Pemusnahan HP : http://www.miftahussalam.web.id/2012/07/senin-16-juli-2012-merupakan-hari.html
No comments:
Post a Comment